PSIKOLINGUISTIK
PSIKOLINGUISTIK
A. Pengertian Psikolinguistik.
Psikolinguistik berasal dari dua
kata yakni psikologi dan linguistik, dua kata tersebut masing-masing merujuk
pada nama sebuah disiplin ilmu.
a) Secara
umum psikologi sering didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku
manusia dengan cara mengkaji hakikat stimulus, hakikat respon, dan hakikat
proses-proses pikiran sebelum stimulus atau respon itu terjadi
b) Secara
umum dan luas linguistik merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang bahasa
c) Psikolinguistik
merupakan ilmu yang menguraikan proses-proses psikologis yang terjadi apabila
seseorang menghasilkan kalimat dan memahami kalimat yang didengarnya waktu berkomunikasi
dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia.
Dari definisi -definisi diatas dapat
disimpimpulkan bahwa psikolinguistikk adalah ilmu yang menguraikan proses
psikologis yang terjadi ketika manusia berbahasa, memahami bahasa, dan
bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh.
B.
TAHAP-TAHAP
PERKEMBANGAN PSIKOLINGUISTIK :
a) Tahap formatif
.
Pertengahan abad ke-20 John W. Gardner
seorang psikolog amerika mulai menggagas hibridasi (penggabungan) psikologi dan
linguistik . Tahun 1951 John B. Carrol menyelenggarakan seminar di Universitas
Cornell, pertemuan dilanjutkan pada tahun 1953 di Universitas Indiana hasil
pertemuan ini mengawali banyak penelitian yang kemudian dilakukan lebih terarah
pada kedua ilmu ini, pada saat itulah psycholinguistics pertama kali dipakai.
b) Tahap Linguistik.
Pada tahap ini mengarah pada pemerolehan
bahasa. Bahasa telah kita peroleh mulai dari sebelum kita dilahirkan (janin),
bahasa yang digunakan oleh ibu dan orang di sekitarnya mulai masuk dan terekam
dalam memory janin . Pada tahap ini psikolingustik sebagai ilmu yang mulai
banyak diminati orang
c)
Tahap
Kognitif
Pada tahap ini psikolinguistik mulai
mengarah pada peran kognisi dan landasan biologis manusia dalam pemerolehan
bahasa. Pemerolehan bahasa pada manusia bukanlah penguasaan komponen bahasa
tanpa berlandaskan pada prinsip-prinsip kognitif. Pada tahap ini orang juga
mulai berbicara tentang peran biologi pada bahasa karena mereka mulai merasa
bahwa bilogi merupakan landasan dimana bahasa itu tumbuh.
d)
Tahap
Teori Psikolinguistik
Pada tahap akhir ini,
psikologi tidak lagi berdiri sebagai ilmu yang terpisah dari ilmu-ilmu lain
karena pemerolehan dan penggunaan bahasa manusia menyangkut banyak cabang ilmu
pengetahuan yang lain. Psikolinguistik tidak lagi terdiri dari psikologi dan linguistik
saja tetapi juga menyangkut ilmu-ilmu lain seperti neurologi, filsafat,
primatologi dan genetika.
C. TAHAP-TAHAP PROSES
PSIKOLOGIS DAN LINGUISTIK :
a) Tahap
formatif : Tahap bagaimana otak mulai merespon adanya stimulus.
b) Tahap
linguistik : Tahap mulai berbahasa secara tidak utuh atau belum dapat dipahami.
c) Tahap
kognitif : Tahap dimana anak mulai memahami apa yang diujarkan
d) Pemerolehan
bahasa : Tahap dimana anak mulai
menggunakan bahasa pertamanya atau bahasa
e) PERBEDAAN
ibunya.
D. PEMBELAJARAN BAHASA
DENGAN PEMEROLEHAN BAHASA
a) Pembelajaran
bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang anak
mempelajari bahasa kedua setelah memperoleh bahasa pertamanya.
b) Pemerolehan
bahasa berkenaan dengan proses yang berlangsung dalam otak manusia ketika
memperoleh bahasa pertamanya.
Jadi pemerolehan bahasa berkenaan
dengan bahasa pertama sedangkan pembelajaran
bahasa berkenaan dengan bahasa kedua.
Psikolinguistik adalah ilmu yang
mempelajari proses-proses mental yang
dilalui oleh manusia.
Hal- hal yang dipelajari dalam psikolinguistik :
1.) Komprehensi :
yakni proses mental yang dilalui manusia sehingga mereka dapat menangkap apa
yang dikatakan orang dan memahami apa yang dimaksud.
2.) Produksi ujaran :
yakni proses mental pada diri kita yang membuat kita dapat berujar seperti yang
kita ujarkan.
3.) Landasan biologis serta neurologis
:
yakni landasan yang membuat manusia berbahasa.
4.) Pemerolehan bahasa :
yakni bagaimana seorang anak bisa memperoleh bahasa mereka.
1.
Komprehensi
Komprehensi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana pendengar
mempresepsi bunyi yang dikeluarkan oleh seorang pembicara dan memakai
bunyi-bunyi itu untuk membentuk suatu interpretasi tentang apa yang dimaksud
oleh pembicara. Secara mudah, komprehensi adalah pembentukan makna dari bunyi.
1) Struktur
batin dan struktur lahir.
Dalam
kebanyakan hal makna suatu ujaran dapat dipahami dari urutan kata yang terdapat
pada ujaran atau ciri-ciri tertentu masing-masing kata yang di pakai. Misal :
a) Lelaki
tua itu masih dapat bermain tenis
Dapat dipahami cukup dari urutan
kata-kata yang terdengar atau terlihat oleh kita. Interpretasi dari kalimat ini
memiliki makna yang sama, yakni, adanya seorang lelaki, lelaki itu tua, dia dari
dulu sampai sekarang bermain sesuatu, dan sesuatu itu adalah tenis.
Pada kasus lain tidak mustahil suatu
kalimat yang tampak sederhana tetapi memiliki makna yang rumit
b) Lelaki
dan wanita tua itu masih dapat bermain tenis
Kita tidak yakin apakah lelaki itu juga
tua seperti si wanita atau hanya wanitanya saja yang tua sedangkan lelakinya
tidak. Interpretasi ini muncul karena adjektiva tua dapat berfungsi hanya pada
nomina wanita saja atau pada frase lelaki dan wanita.
2) Proporsi
Proporsi dapat didefinisikan sebagai unit-unit
makna. proporsi terdiri dua bagian:
(a) argumen, yakni, ihwal-ihwal yang
dibicarakan, dan
(b) predikasi, yakni, pernyataan yang dibuat
mengenai argumen
Contoh
: (6) a. Sulaeman menyanyi
b. Santi sakit
c.
Dewi sedang menulis
Pada
contoh (6) menyanyi, sakit, sedang menulis adalah predikasi, sedangkan Sulaeman, Santi, Dewi adalah argument. Proposisi pada
(6a) mempredikasi kegiatan menyanyi oleh Sulaeman; pada (6b) mempredikati
keadaan sakit si Santi; pada (6c) mempredikati kegiatan menulis oleh Dewi.
2.
Produksi.
Langkah umum memproduksi ujaran. Proses
dalam ujaran dibagi menjadi 4 :
A.
Tingkat
pesan
B.
Tingkat
fungsional
C.
Tingkat
posisional
D.
Tingkat
fonologi
Pada tingkat pesan, pesan yang
disampaikan akan diproses. Pada tingkat ini pembicara akan mengumpulkan
nosi-nosi dari makna yang ingin disampaikan.
Contoh : Tutiek sedang menyuapi anaknya
Nosi-nosi yang ada pada benak pembicara antara lain (a)
ada seseorang (b) seseorang ini wanita (c) dia sudah menikah (d) dia punya anak
(e) dia sedang melakukan suatu perbuatan (f) perbuatan itu adalah memberi makan anaknya.
Pada tingkat fungsional, memberikan
fungsi pada kata-kata yang telah dipilih. Ada dua proses disini, yang pertama
memilih bentuk leksikal sesuai dengan pesan yang akan disampaikan dan informasi
gramatikal untuk masing-masing leksikal tersebut. Misalnya : Dari sekian orang dan wanita yang
dia kenal, wanita itu adalah Tutiek, kata ini adalah nama perempuan. Perbuatan
yang dilakukan diwakili oleh verba dasar yaitu suap, berada di antara 2 argumen
yakni Tutiek dan anaknya. Tutiek adalah pelaku perbuatan, sedangkan anaknya adalah penerima perbuatan
Tutiek tadi. Pada tingkat fungsional ini pula memberikan fungsi pada kata-kata
yang telah dipilih, pada contoh diatas kata Tutiek harus dikaitkan dengan
fungsi subjek , sedangkan anaknya adalah objek.
Pada tingkat posisional, pada tingkat
ini diurutkan bentuk leksikan untuk ujaran yang dikeluarkan. Pengurutan ini
berdasarkan kesatuan makna yang hierarkis.
Contoh : Kata sedang bertaut dengan menyuapi ,
bukan dengan Tutiek. Begitu juga –nya
bertaut dengan anak, dan bukan dengan Tutiek atau menyuapi.
Pada tingkat fonologi, hasil dari
pemrosesan posisional dikirim ke tingkat fonologi yang diwujudkan dalam bentuk
bunyi. Pada tahap ini aturan fonotaktik bahasa yang bersangkutan diterapkan.
Seperti : kata Tutiek mengikuti aturan fonotaktik Bahasa Indonesia sedangkan
Ktuiek tidak, kata ini tentu akan ditolak begitu pula vocal /u/ dan /i/ harus
berurutan seperti itu karena kalau dibalik menjadi Tietuk dan referensinya akan
lain.
E.
Landasan
biologis serta neurologis yang membuat manusia berbahasa.
a.) Landasan
biologis.
Secara
proporsional rongga mulut manusia adalah kecil. Ukuran ini yang membuat manusia lebih mudah mengatur bunyi atau
suara. Lidah manusia secara proporsional lebih tebal dari lidah binatang dan
sedikit menjorok ke tenggorokan memungkinkan diturunkan atau diratakan di
tengah . Posisi lidah yang bermacam-macam menghasilkan bunyi vokal yang
bermacam-macam pula. Gigi manusia yang jaraknya rapat, tingginya rata, dan
tidak miring ke depan membuat udara yang keluar dari mulut lebih mudah diatur.
Begitu pula bibir manusia lebih dapat digerakkan dengan fleksibel akan
menghasilkan bunyi tertentu, /m/,/p/,/b/, tetapi bila bibir bawah ditarik ke
belakang dan menempel pada ujung gigi akan terciptalah bunyi lain /f/,/v/.
b.) Landasan
neurologis.
Otak
manusia ukuran beratnya adalah antara 1-1,5 Kg dengan berat rata-rata 1330
gram. Berat otak ini hanya 20% dari berat badan manusia, akan tetapi menyedot
15% dari seluruh peredaran darah dari jantung dan memerlukan 20% dari sumberdaya
metabolic manusia. Oleh karena itu memerlukan perhatian khusus dari badan kita.
Sistem syaraf kita terdiri dari (a) sederet tulang punggung yang
bersambung-sambungan (Spinal Cord) dan (b) otak. Otak itu sendiri terdiri dari
dua bagian (i) batang otak (Brain Stem) dan (ii) korteks serebral (Cerebral
Cortex). Korteks serebral merupakan sistem syaraf yang mengendalikan segala
ihwal-ihwal yang dilakukan manusiabaik berupa fisik maupun mental. Korteks
serebral juga menangani fungsi-fungsi intelektual dan bahasa .
F.
Pemerolehan
bahasa.
Pemerolehan bahasa (akuisisi bahasa) merupakan proses pertama yang
berlangsumg dalam otak manusia ketika dia memperoleh bahasa pertamanya (bahasa
yang pertama kali diucapkan oleh anak) atau bahasa ibunya.
Ada 4 tahap pemerolehan bahasa pada anak :
1.) Pemerolehan
fonologi.
Seorang anak mulai menggunakan bunyi-bunyi yang
telah dipelajari dengan bunyi-bunyi yang belum dipelajari
Misalnya : menggantikan huruf /l/ yang sudah
dipelajari dengan huruf /r/ yang belum dipelajari dan mengganti huruf /b/ yang sudah dipelajari
dengan huruf /f/ yang belum dipelajari.
2.) Pemerolehan
morfologi.
Pada usia 3 tahun anak sudah membentuk beberapa
morfem yang menunjukkan fungsi gramatikal nomina dan verba yang digunakan.
Kesalahan gramatikal sering terjadi pada tahap ini karena anak masih berusaha
mengatakan apa yang ingin disampaikan, anak terus memperbaiki bahasanya hingga
usia sepuluh tahun.
3.) Pemerolehan
sintaksis.
Anak mengembangkan tingkat gramatikal kalimat yang
dihasilkan melalui beberapa tahap yaitu peniruan, melalui penggolongan morfem dan
penyusunan dengan cara menempatkan kata-kata secara bersama-sama hingga
membentuk kalimat.
4.) Pemerolehan semantik.
Anak menggunakan kata-kata tertentu berdasarkan
kesamaan gerak, ukuran, dan bentuk. Misalnya : anak mulai mengetahui makna kata
jam. Awalnya anak hanya mengacu pada jam tangan orang tuanya namun kemudian dia
memakai kata tersebut untuk semua jenis jam.
Komentar
Posting Komentar